Di Papua, guru-guru hampir tidak memiliki keahlian dan hanya melihat profesi sebagai cara untuk memperkaya diri. Mereka juga menerapkan hukuman fisik kepada siswa/i dalam pengajaran mereka. Terkadang guru sangat jarang atau bahkan tidak hadir sama sekali di sekolah, namun tetap dibayar. Setelah menempuh pendidikan SD dan SMP, para siswa yang diajar tersebut bahkan belum dapat membaca dan menulis. Angka buta huruf tetap saja meningkat. Harapan untuk masa depan yang lebih baik semakin pudar.