Sejarah kami

Pendidikan sebagai senjata yang kuat

Kemiskinan, kerusuhan dan kurangnya sudut pandang yang benar berkontribusi terhadap gagalnya sistem pendidikan di Papua. Kondisi ini menyentuh hati ibu Netty Baan, pendiri yayasan Karunia, sehingga beliau langsung mengambil tindakan. Latar belakang beliau sebagai seorang guru dan psikolog memampukannya untuk mengadakan pelatihan bagi guru-guru lokal. Hal ini berkembang menjadi Sekolah Tinggi Keguruan bersamaan juga dengan berdirinya Sekolah Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Kampus STKIP Kristen Wamena dikenal luas karena kualitas dan kontribusi positifnya bagi mahasiswa/i.

Apa itu ‘Teach the Teacher’?

2002

Awal pelatihan guru

Pada tahun 2002, ibu Netty Baan memulai pelatihan guru di Pass Valley daerah yang jauh di pedalaman Papua, sekitar 60 km dari Wamena. Dalam kurun waktu 2 tahun, beliau melaksanakan pelatihan selama 2 bulan bagi guru-guru Sekolah Dasar. Beliau bertujuan untuk membekali guru-guru tersebut dengan keahlian yang membuat pembelajaran menjadi efektif dan menyenangkan. Pada sesi pagi hari beliau mengajarkan teori baru dimana guru-guru langsung mempraktekkan teori tersebut pada Sekolah Dasar lokal siang harinya. Hal ini berhasil dalam tingkatan tertentu, namun ibu Netty belum merasa puas. Sangat sulit untuk mengubah kebiasaan yang sudah mendarah daging dalam kurun waktu semalam.

2006

Sekolah-sekolah

Alasan tersebut mendorong ibu Netty untuk mendekati yayasan Oikonomos di Belanda, yayasan tempat beliau sebelumnya bekerja sebagai konsultan pendidikan, untuk mendirikan program pelatihan guru. Beliau bermaksud memberikan solusi yang lebih berkelanjutan dengan lebih menekankan pada pengetahuan dan motivasi dari guru itu sendiri. Ibu Netty juga mendekati pemerintah daerah setempat di Wamena berkaitan dengan ide beliau untuk mendirikan universitas. Setelah melalui persiapan panjang dan masalah, Yayasan Kristen Wamena (YKW) akhirnya berhasil didirikan pada tahun 2005. Pada tahun 2006 Sekolah Tinggi Keguruan mulai beroperasi dengan jarak lokasi sekitar 6 km dari pusat kota Wamena. Pada saat itu ada dua program studi yang dibuka yaitu Program Studi Pendidikan Matematika dan Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Kampus ini dikenal dengan nama STKIP Kristen Wamena. Sementara itu sekolah Taman Kanak-Kanak juga sudah didirikan dan tim yang sudah ada melanjutkan program pelatihan. Beberapa institusi tersebut akhirnya resmi berdiri di bawah satu atap pada tahun 2009: TK Koinonia, SD Koinonia, dan SMP Koinonia berdiri di bawah payung YKW di kota Wamena.

2015

Pendanaan yang baru

Pendanaan sekolah-sekolah ini dan program di dalamnya didukung oleh yayasan Oikonomos hingga pada tahun 2015. Yayasan ini, yang menerima dana dari perusahaan IT keluarga Baan, terlibat dalam proyek ekonomi dan pendidikan di sembilan negara. Pada tahun 2015, Oikonomos mulai menutup pintunya, dan memaksa YKW mandiri. Permohonan pendanaan dari pemerintah daerah dan pusat Indonesia serta bantuan dari negara Barat memampukan YKW untuk tetap melaksanakan tugas utamanya. Namun pengembangan tetap perlu dilakukan untuk menjamin kebersinambungan dan kualitas yang terpengaruh oleh masalah keuangan ini.

Hari ini

Pendidikan yang merubah hidup

Manajemen dan tim di STKIP sebagian besar berasal dari alumni STKIP sendiri. Mereka adalah jantung kampus ini. Mereka bertindak pembawa panji yang mencerminkan integritas dan kualitas dan membentuk tim yang bermotivasi tinggi serta tidak surut dalam mengarungi arus. Mereka memiliki potensi dan dorongan untuk mewujudkan prinsip ‘Teach the Teacher’ lebih dikenal luas.

Selain Program Studi Matematika dan Bahasa Inggris, saat ini sudah berdiri program studi baru yaitu Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) pada tahun 2021. Mimpi menjadi untuk menjadi pusat pengembangan selangkah lebih maju. Sebuah kampus dimana para professional muda akan dibentuk menjadi anggota masyarakat yang berharga. Kampus yang menawarkan pendidikan yang berkualitas dan mengubah hidup masyarakat daerah yang tertinggal ini. Ada banyak hal yang masih perlu dilakukan dan kami membutuhkan dana dan sumber daya manusia untuk melakukan hal tersebut.

Kesaksian mahasiswa

‘TEACH THE TEACHER’

‘Teach the Teacher’ dikembangkan oleh Karunia sebagai filsafat pendidikan untuk menjawab tantangan yang besar dalam merubah sistem pendidikan di Papua.

Info lebih lanjut
0
    0
    Your Cart
    Your cart is emptyReturn to Shop